Benarkah revolusi industri 4.0 dapat menggantikan dan menyelesaikan semua pekerjaan akuntansi? Revolusi industri 4.0 hadir menawarkan sejuta kemudahan dalam aktivitas yang dijalani manusia. Hal ini membuat manusia selalu berpacu untuk menghasilkan yang tercepat dan terandal. Revolusi industri 4.0 adalah menggabungkan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional (Prasetyo dan Sutopo).
Perubahan sangat cepat dan disrupsi (perubahan besar-besaran yang disebabkan karena inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke arah yang lebih baik) merupakan ciri dari revolusi, sedangkan kata industri yang melekat pada revolusi merupakan aspek pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. 4.0 menunjukkan urutan kejadian revolusi industri yang keempat setelah melewati fase satu, dua dan tiga.
Tahapan perubahan ini tentunya ditandai dengan cara kerja dari manual menjadi tahap digitalisasi dan penggunaan internet. Digital dan internet membawa warna baru bagi kehidupan manusia yaitu menjadi lebih fleksibel. Hal ini terbukti hampir di setiap bidang pekerjaan disentuh oleh revolusi industri 4.0, tidak terkecuali akuntansi.
Akuntansi merupakan aspek yang merasakan perubahan dari revolusi tersebut. Hal ini disebabkan akuntansi merupakan pekerjaan yang selama ini bergantung pada sumber daya manusia, khususnya pada skill dalam memproses data keuangan secara teliti.
Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh pemakai. Pengertian ini berdasarkan pendapat dari American Accounting.
Sedangkan menurut Accounting Principle Board Statement Nomor 4 Tahun 2003, akuntansi adalah kegiatan jasa yang berfungsi dalam memberikan informasi kuantitatif, biasanya dalam ukuran uang, tentang suatu badan ekonomi yang dimaksudkan yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi dasar memilih di antara beberapa alternatif.
Dari pengertian di atas dapat diperjelas bahwa akuntansi erat kaitannya dengan duit alias cuan alias uang. Artinya setiap alur masuk dan keluar yang namanya duit, akuntansi selalu hadir menawarkan penyelesaian dalam tata kelola yang rapi.
Pengelolaan akuntansi yang benar dan tepat akan menghasilkan informasi yang selalu ditunggu-tunggu bagi pihak pemakai. Oleh karena itu, untuk menghadirkan kualitas hasil yang maksimal berawal dari tenaga akuntansi yang andal.
Tenaga akuntansi yang baik dilahirkan dari dunia pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai karakter kebangsaan yang mulia, mulai dari religius, jujur, teliti, disiplin, tanggung jawab, kreatif, dan kerja keras. Semua karakter itu diharapkan dapat menjadi pondasi dasar ketika seorang tenaga akuntansi bekerja. Dengan karakter yang baik persoalan negara ini yang berhubungan dengan keuangan dan dikorelasikan dengan prinsip dasar seorang tenaga akuntansi dalam bekerja, akan terjawab.
Revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan SMK, khususnya akuntansi, sudah dirasakan dengan adanya pembelajaran MYOB (Mind Your Own Business) yaitu berupa software akuntansi yang telah dimasukkan dalam kurikulum. Dipilihnya MYOB oleh pemerintah sebagai mata pelajaran pasti memiliki alasan tertentu, meskipun di luar masih banyak software akuntansi yang dikenal di antaranya Zahir, Accurate, Microsoft Office Accounting Express, Equip, Jurnal. Penggunaan software di dunia bisnis dapat mempercepat kerja akuntansi terutama dalam proses jurnal, buku besar, penyesuaian, dan laporan keuangan.
Oleh karena itu, tidak salah jika pemerintah menetapkan pembelajaran software akuntansi diberikan kepada siswa dengan harapan bahwa tamatan SMK mahir menggunakan software tersebut di dunia bisnis. Imbas dari penggunaan software ini adalah makin sedikitnya tenaga akuntansi dibutuhkan. Hal ini membuktikan bahwa mesin menggantikan peran manusia. Yang menjadi pertanyaan sanggupkah siswa akuntansi mempersiapkan dirinya dengan berbagai penggunaan software yang ada? Di manakah siswa akuntansi memosisikan diri di dunia bisnis setelah tamat?
Untuk sampai pada tahap menggunakan software, siswa akuntansi tidak mungkin tidak didahului dengan manual, meskipun dalam konsep revolusi industri 4.0 meninggalkan manual. Hal ini disebabkan pemahaman siklus akuntansi mulai dari identifikasi, mencatat, hingga tahap analisis dan penyajian laporan harus dipahami dengan cara dikerjakan manual terlebih dahulu sebelum masuk pada penggunaan aplikasi. Untuk itu, materi software akuntansi diberikan pada tingkat XI menimbang bahwa siswa harus paham manual terlebih dahulu.
Membekali konsep kerja akuntansi merupakan hal yang terpenting harus dipahami. Penulis mengibaratkan bagaimana seandainya siswa kelas 2 SD yang belum tahu konsep perkalian diberikan materi penggunaan kalkulator dalam menjawab soal perkalian. Akankah siswa tersebut akan paham konsep perkalian, sedangkan dia selalu menggunakan cara instan untuk mendapatkan hasil. Bukankah pada akhirnya siswa tersebut akan dibodohi oleh mesin?
Dari ilustrasi yang diberikan dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman akan konsep kerja lebih utama dibandingkan dalam menggunakan mesin. Begitu juga yang terjadi dengan siswa akuntansi, jika tidak paham konsep cara kerja akuntansi tidak mungkin akan bisa mengoperasikan mesin.
Dimulai dengan pengenalan akun kemudian tahap pengenalan dokumen, dilanjutkan ke tahap siklus akuntansi. Semua dilakukan di kelas X serta membutuhkan waktu selama satu tahun dan wajib. Hal ini berarti pembekalan akan ilmu dasar manual diberikan sebagai bentuk pemahaman akan konsep dan diiringi dengan pemahaman karakter jujur dalam bekerja sebab secanggih apa pun suatu mesin jika tidak dioperasikan oleh manusia yang jujur maka jangan harap suatu laporan akuntansi akan sesuai kenyataan yang ada.
Manipulasi angka-angka rupiah akan mulai mewarnai hasil akhir. Maka pendidik, selalu menekankan majukan negara ini dengan tidak menambah stok orang yang tidak jujur karena pekerjaan akuntansi erat dengan uang.
Namun, keterbatasan dalam memahami software merupakan kendala yang dirasakan. MYOB hanyalah bagian kecil dari perubahan yang ada, padahal masih banyak software akuntansi yang lain. Siswa belum mampu memahami dengan waktu pembelajaran yang singkat karena kelas XI ada enam bulan terpakai dengan pembelajaran di luar yaitu PKL (praktik kerja lapangan) dan saat di kelas XII siswa SMK sudah mulai melakukan persiapan menghadapi ujian LSP (lembaga sertifikasi profesi), sementara itu dunia bisnis menuntut siswa SMK tamatan akuntansi untuk mahir dalam menggunakan berbagai macam software. Selain itu, untuk mempelajari banyak software akuntansi bukanlah hal yang gampang karena berbayar dan sudah dipastikan membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Pada kenyataannya, kurikulum yang ada belum bisa mengakomodasi kebutuhan skill ini karena MYOB yang ditunjuk oleh pemerintah masuk dalam kurikulum ternyata jarang digunakan di dunia bisnis sehingga ketika berhadapan dengan software yang lain di lapangan, siswa pasti akan mengalami kendala.
Kekurangan akan jumlah jam durasi dalam belajar mata pelajaran produktif menjadi kendala kedua. Ruang belajar siswa untuk lebih mendapatkan skill menjadi lebih sedikit karena masih adanya pelajaran yang tidak memiliki keterkaitan dengan akuntansi.
Kendala yang ketiga adalah terdapat celah antara dunia pendidikan dengan dunia kerja riil. Artinya masih belum terhubung kebutuhan dunia bisnis dengan skill siswa akuntansi berkenaan dengan revolusi 4.0.
Akuntansi SMK akan beradaptasi dengan keadaan dengan tidak menghindar dari perubahan yang ada. Dunia manual lambat laun akan ditinggalkan. Namun, bukan berarti meninggalkan konsep dasar yang ada, tetapi dengan soft skill yang dimiliki berupa kejujuran dan ketelitian dari seorang tenaga akuntansi harus tetap ada dalam menjalankan sehebat apa pun mesin karena tanpa sentuhan manusiawi maka mesin tidak akan bisa beroperasi meskipun mesin memiliki daya hitung, ketelitian yang tinggi.
Berusaha memiliki keunggulan yang kompetitif menjadi tantangan akuntansi di SMK, yaitu dengan tidak hanya paham akan nominal dalam bentuk angka yang muncul di laporan keuangan, tetapi lebih pada proses analisis laporan yang tersajikan sehingga proses pengambilan keputusan dari hasil laporan keuangan dapat diambil dengan menimbang asumsi yang ada. Perombakan kurikulum akan sangat memberikan ruang yang kondusif agar siap menghadapi perubahan sehingga tidak ada lagi kata bahwa tamatan SMK program keahlian akuntansi calon pengangguran.
Kita berharap tamatan akuntansi bisa menggunakan berbagai macam aplikasi yang berkaitan dengan akuntansi di dunia bisnis. Dengan kata lain persiapan matang dan relevan dengan prosedur andal membuat siswa mahir dalam berteknologi. Hal ini merupakan kunci dalam menghadapi tantangan revolusi 4.0. Semoga SMK Bisa, SMK Hebat!

Zurairah, S.Pd.
Guru Akuntansi SMK Negeri 1 Sungailiat